Pemerintah, melalui
Bank Indonesia, terus mencetak pemimpin daerah memiliki kompetensi makro mikro
ekonomi daerah. Dengan begitu Indonesia akan tampil menjadi kekuatan ekonomi
yang diperhitungkan.
Pemimpin yang
tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), diantaranya Kepala
Daerah, Pimpinan DPRD, Pimpinan Kepolisian, dan Kejaksaan, dibekali ilmu
tatakelola ekonomi daerah. Mereka mendapat pembekalan inovasi dan terobosan
menelorkan regulasi yang berunjung pada pertumbuhan ekonomi. Itu menjadi fokus
pembelajaran pada program Economic Leadership for Regional
Government Leader, yang diselenggarakan Bank Indonesia Institute, di Kampus BINS, Bank Indonesia, pada 17-19
Januari 2018 di Jakarta.
SUHARTO, SE., MM.
Caleg DPRD KOTA DEPOK, Dapil 2 (BEJI, Cinere, Limo
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
|
Program
angkatan ketiga yang diikuti 38 peserta pimpinan daerah. Sedangkan dari Pemerintahan
Kota diikuti 11 peserta, yang terdiri dari Walikota Ambon, Richard
Louhenapessy; Walikota Binjai, Mohammad Idaham; Wakil Walikota Kupang, Hermanus
Man; Wakil Walikota Cimahi, Ngatiyana; enam peserta dari DPRD dan satu dari
kepolisian kota. Program ini mengacu pada kurikulum yang inovatif dan
transformatif yang tepat untuk pembekalan pemimpin daerah.
Deputi Gubernur Bank
Indonesia, Perry Warjiyo saat membuka acara mengatakan Program Economic
Leadership for Regional Government Leader ini untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah yang stabil dan berkelanjutan. Yang ujungnya memperkuat ekonomi
Indonesia.
Program ini, terangnya
bentuk dukungan BI kepada para pemimpin daerah di seluruh Indonesia dalam
mensukseskan reformasi struktural dan mempercepat pembangunan ekonomi regional
yang berkelanjutan, melalui pembaruan dan terobosan-terobosan inovatif.
Daerah saat ini, Perry
Warjiyo menjelaskan sedang menghadapi tantangan akibat dampak konstelasi
ekonomi global. Ditigatisasi dan mobilisasi ekonomi yang kian masif, harus
diimbangi lahirnya pemimpin yang inovatif dalam ekonomi. “Respon menjawab
tantangan dengan pengembangan SDM yang berkualitas dalam kepemimpinan ekonomi
di daerah,” jelasnya.
Dalam program ini
dipaparkan strategi bagaimana pemerintah daerah menjaga stabilitas harga, menciptakan
sumber pertumbuhan ekonomi baru, mendayagunakan APBD untuk pembangunan,
pemanfaatan APBD yang tepat sasaran serta efisien dan efektif mencapai
pembangunan yang dibutuhkan masyarakat. Tidak hanya itu, program ini juga
membekali peserta dengan strategi menciptakan iklim investasi, terutama melalui
regulasi yang pro investor.
Program ini, Perry
menambahan juga memaparkan strategi koordinasi dan komunikasi antara pemerintah
daerah dengan stakeholder. Penerapan kebijakan yang bagus tetap diperlukan
koordinasi dan komunikasi yang baik. Program yang dikemas dalam format
pembelajaran antara teori dan praktik yang seimbang. Ditambah dengan studi
kasus dan sharing pengetahuan dan pengalaman dari peserta. Peserta banyak
belajar dan memahami terobosan dan strategi masing-masing daerah. “Ini bentuk
sinergi antar elemen pemerintah dalam menciptakan continuous learning
improvement,” tambah Perry.
Meski banyak program
training serupa, Perry menyakini BI mampu mencetak pemimpin daerah yang
berkualitas baik dari segi wawasan kebangsaan, kualitas dalam menggagas,
merumuskan dan mengimplementasika kebijakan di daerah, menjalin sinergi,
koordinasi, komunikasi kebijakan dengan berbagai pihak.
Modul-modul dirancang
sesuai tujuan yaitu membantu pemimpin daerah melakukan terobosan-terobosan yang
membawa pembaruan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran di
daerah. Materi yang diajarkan mencakup pertumbuhan ekonomi berkelanjutan;
reformasi struktural perekonomian Indonsia; economic leadership: boardgame
simulation; ekonomi regional
(analisis ekonomi daerah, studi kasus dan perlunya terobosan ekonomi); sistem
pembayaran (strategis fintech, layanan keuangan digital di daerah, e-goverment);
economic leadership; potret potensi ekuangan daerah dan pengembanganannya; inovasi
pembiayaan dan protofolio investasi; kebangsaan dan patriotisme ekonomi; spiritual
ekonomic leadership; dan regional ekonomi leadership. Setiap akhir sesi,
peserta membahas REL studi kasus masing-masing, sahring dan diskusi.
Rektor BI
Institute Solikin M. Juhro menambhakan kegiatan yang terintegrasi pada program
Economic Leadership For Regional Government Leaders merupakan platform
pembelajaran bagi para kepala daerah yang merupakan wujud nyata dari tekad BI
untuk mendorong peran kepala daerah untuk meningkatkan kinerja ekonomi ddaerah.
“Ini upaya menyelaraskan kebijakan makro ekonomi nasional dengan daerah,”
terangnya.
Program itu sangat
bermanfaat dan membantu kepala daerah melakukan terobosan yang membawa
pembaruan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan di daerah. Pembekalan
pengetahuan, pemikiran, dan contoh-contoh program terobosan, serapan model
kepemimpinan regional secara terstruktur dan sistematis, dibahas tuntas. Dengan
dibekali ilmu pengetahuan itu, Pemimpin Daerah secara kolegia mampu mengawal
pembangunan di daerah. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar